Hujan masih terlihat menghujani rumah tempat Angel terdiam
dikamarnya. Ia memandang jendela kamar tempatnya terdiam, melamun .Berharap
pelangi muncul setelah hujan besar itu menghiasi rumahnya dari balik kaca.
Hatinya suntuk dan mulai berjalan menujuh arah jendela kamar miliknya yang
berada di lantai dua rumah sederhana tersebut.
Angel terlihat asyik memainkan jari manisnya diatas kaca
yang beruap sambil melukis sesuka hatinya. Kemudian jarinya terhenti melihat
seorang pria turun dari motornya dengan keadaan basah kuyub, pria itu tampak
sibuk menepikan mobilnya tepat di pintu gerbang mungil rumah Angel. Angel
melihat pria itu seperti berteduh di depan rumahnya dengan kedinginan dengan
memeluk sebuah tas gitar besar yang begitu ia jaga.
Hujan tampak tidak menjadi semakin kecil namun semakin
membesar. Hati Angel ibah melihat apa yang terjadi pada pria itu. Ia pun
berlari cepat menuruni tangga kecil rumahnya ke pintu halaman rumahnya sambil
mengambil sebuah payung disisi pintu. Ntah sebuah perasaan kecil membuatnya
untuk memberanikan diri mendekati pria tersebut..Angel menggeser pintu
gerbangnya dan pria itu tampak berusaha meminggir menghindari dan mengira sang
pemilik rumah hendak keluar dari rumahnya. Namun ia sedikit terkejut melihat Angel
dengan sebuah payung malah mendekatinya.. sembali tersenyum Angel berkata
dibawah derasnya suara hujan
“Masuk yuk?hujan besar..!” ajak Angel
“hm..!” pria itu sedikit ragu dan hanya tersenyum
“Gapapa kok, masuk aja.. !”
“Yakin gapapa?”
“Iya.. aku sendiri . ga usah khawatir..!” ujar Angel
“Yauda, makasih ya!!” ujar pria itu singkat
Dengan sedikit ragu akhirnya pria itu mengikuti Angel
memasuki rumahnya, Angel membuka pintu gerbang secara utuh agar motor pria itu
dapat masuk dan terjaga. Kemudian ia mempersilakan pria itu berdiri di teras
mungil miliknya. Ia sendiri kembali menuju ruang rumahnya mengambil sebuah
handuk kecil. Pria itu tampak dengan senang mengambil handuk tersebut.
Hal pertama yang pria itu lakukan bukan mengeringkan
tubuhnya dari air hujan. Namun ia lebih memilih mengeringkan air hujan yang
tersisa pada jaket gitarya. Angel sedikit bingung dengan apa yang pria itu
lakukan.
“Kok bukan kamu dulu yang dikeringin.. malah tasnya?”
“Ah.. gapapa kok, tas jaket
ini penting buat aku. Ini nyawa pertamaku?”
“hehehe.. ga ngerti deh.?” Ujar Angel kebingungan
“Isi tas ini gitar. Dan gitar ini penting buat aku. Kalau
basah bisa merusak kualitas kulitnya. Aku pemusik. Namaku Anton! Boleh tau nama
kamu?”
“Oh ya.. sampe lupa ngenalin diri.. Aku Angel.!
“Maaf ya ngerepotin kamu… jadi ga enak!” kata Anton
“Gapapa kok. Salam kenal juga ya. Oh ya! Mau minum apa,
sekalian aku juga mau bikin minum nih?” tawar Angel
“Aduh ga usah deh, bener bener ngerepotin banget.. uda bisa
numpang uda senang kok!
“Wah.. jangan gitu dong. Senang loh bisa punya kenalan
pemusik. Itu seperti takdir saja!” kata Angel memuji
“Bisa saja.. kalau gitu aku minta air hangat saja!”
“tunggu bentar ya..!”
Angel terlihat kembali ke dalam ruangan rumahnya. Anton
menatapi seluruh isi halaman rumah tersebut yang sederhana namun memiliki taman
kecil yang diisi oleh tanaman bunga matahari dan beberapa daun hias. Beberapa
saat kemudian Angel keluar dari rumahnya dengan dua cangkir teh panas. Ia
meletakkan di meja dan mempersilakan Anton mengambil bagian yang ia berikan.
Anton menikmati segelas teh hangat tersebut. Angel
memperhatikan pria itu dengan sedikit malu malu. Anton berkulit putih dan
beralis tebal. Rambutnya pendek dan terkesan rapi. Yang ia pikir seorang
pemusik itu ugal ugalan dan jarang sekali bergaya dengan kemeja seperti yang
dikenakan Anton saat ini.Tapi pria disampingnya itu, berlainan dengan yang ia
pikirkan.
Anton mulai merasa sedang diperhatikan. Sedangkan hujan tak
jua berhenti.
“Kamu bisa main alat musik?” Tanya Anton
“Aku. Hehehe. Kayaknya dulu sempat latian suling waktu
Sekolah dasar. Tapi kayaknya ga bakat banget deh?”
“Oh ya, semua orang itu berbakat kok..kalau kamu mau, pasti
juga bisa?”
“Mau sih, tapi kalau mesti sekolah musik gitu mana ada
waktu. Jadwal kuliah aku padat sekali!!”
“Kamu masih kuliah ya.. pantesan. !”
“Iya aku masih kuliah, kalau kamu sendiri bagaimana?”
“Sudah lulus sejak setahun lalu, sekarang lagi fokus sama
band aku. Mungkin kapan kapan kalau aku ada show, kamu datang ya!”
“Wah.. benar ya.. mau liat kamu main jadinya!”
“Iya pasti. Kalau kamu mau aku bisa juga ajarin kamu main
gitar ataupun piano, gimana?”
“Wah.. bener neh. Aku pengen banget bisa main gitar. Janji
ya!”
“Ok kapan kapan aku datang untuk ajarin kamu main!”
“Sip. Rumahku tetap disini kok..!”
Hujan menipis dan menjadi merintik hingga tak tersisa. Tak
terasa mereka begitu cepat menjadi akrab. Angel pun tak pernah berpikir
mendapatkan sahabat baru secepat yang ia kira. Ia memang baru saja pindah dari
kotanya asal Malang dan mengambil kuliah informasi di salah satu perguruan
tinggi diBali. Awalnya Anton sempat heran mengapa Angel tinggal seorang diri
dan ia mendapatkan jawaban cukup dimengerti kini. Sahabat yang yang serumah
dengannya memutuskan untuk berhenti kuliah dan kembali keMalang untuk menikah.
Anton berpamitan dengan Angel , ia begitu senang mendapatkan
kebaikan dari Angel. Bahkan ia tak lupa akan janjinya untuk kembali mengajarkan
bermain gitar serta memberikan tiket shownya bila ia sedang manggung. Namun ia
harus segera kembali ke café tempatnya bekerja sebagai menejer. Dua pekerjaan
yang ia lakukan ditempat yang sama, sebagai ketua band dan juga sebagai menejer
cafe.
Perkenalan singkat itu membawa kenangan tersendiri untuk
Angel. Ia menatap kepergian Anton dengan senyuman berharap pria itu kembali pada
janjinya. Angel pun harus segera menuju kampusnya. Banyak hal yang ia harus
lakukan karena hujan yang membuatnya tertunda. Perpisahan kedua orang itu hanya
sesaat namun disambut dengan sebuah pelangi yang telah dinantikan Angel. Angel
menatap pelangi itu dengan tersenyum lebar. Keajaiban yang indah.
***
Anton kembali ke café tempatnya bekerja dengan terlambat.
Sang pemilik café memaklumi keterlambatan tersebut, karena hujan sebagai alasan
Anton memang terjadi. Sang pemilik café itu adalah warga Australia . cafenya di
beri nama Carame. Dan nama café itu adalah juga nama band yang dibentuk oleh
Anton. Band itu terdiri dari Anton sebagai gitaris. Nando sebagai bas yang juga
sekaligus sahabat terbaik Anton . Dua kakak adik Agnes dan Agni yang berposisi
sebagai keyboard dan drummer. Sang vokalis yang juga bagian terpenting dari
group mereka adalah Gitta.
Gitta akhir akhir ini sering absen dalam jadwal show mereka
karena kesibukan yang kadang terlalu tidak penting. Memang sang vokalis cantik
tersebut sedang jatuh cinta pada seorang wisatawan asal Jerman yang selalu
melihatnya saat melakukan show. Sahabat sahabatnya menyadari hal tersebut,
terkadang disaat Gitta tak dapat bernyanyi mereka sudah terbiasa , Agnes selalu
mengantikan tempatnya. Namun kekuatan vocal Agnes tidak sebaik yang dimiliki
Gitta.
Sering terjadi keributan kecil yang nyaris merusak formasi
kelompok tersebut. Walaupun konflik itu berakhir dengan damai namun tetap saja
menyimpan rasa ketidakpuasan antara mereka. Nando salah satu bagian dari kelompok
tersebut terkenal dengan emosinya yang meletup. Ia dan Anton berteman sejak
kecil mereka adalah bagian terpenting dari otak group tersebut, sedangkan Agnes
dan Agni adalah dua orang yang mereka temukan secara tak sengaja ketika sama
sama ikut dalam sebuah audisi dikota mereka. Walau akhirnya mereka gagal.
sebuah perkara, mereka tetap bersatu padu untuk menjadi
sebuah band besar , walau pada akhirnya Sedangkan Gitta adalah mahasiswa yang
awal mulanya mencari uang tambahan namun akhirnya benar benar dinobatkn sebagai
vokalis kelompok tersebut. Mungkin diantara semuanya, gadis asal solo ini
paling banyak bermasalah, ia terkadang sibuk dengan dunianya di kampus. Tapi
itu bukan lah mimpi itu kini nyaris menjadi sirna. Namun selalu terdapat
harapan untuk menjadi terkenal kelak.
Malam ini pun seperti
biasa mereka berkumpul untuk berdiskusi tentang apa yang akan mereka
perdengarkan. Nando tampak terlihat suntuk dan cemburut. Anton tampak
menghitung satu persatu anggotanya dan melihat ada yang kurang
“Si Gitta ga masuk lagi ya?” Tanya Anton
“Tadi dia telepon katanya malam ini agak ga enak badan!”
ucap Agnes
“Alah alasan aja. Mau cabut bilang aja. Ngapain pake gantung
gitu. !”
“Ok ok seperti biasa., Nes kamu yang gantiin. Kita bawa lagu
lagu yang slow aja, ga usah terlalu maksa ya ingat!” jelas Anton
“Sip..!” pungkas Agnes
Kemudian mereka membubarkan diri. Agnes dan Agni tampak
berbisik kecil keluar dari kumpulan. Nando mendekati Anton dengan wajah masih
cemburut
“Kalau kayak gini, aku ga yakin kita bisa tetap ada.. !”
keluh Nando
“Udalah Do, biar aku nanti yang coba ngomong sama Gitta,
ok!”
“Ya terserah deh, aku sih ga berharap apa apa lagi !!”
Nando meninggalkan Anton yang terlihat berusaha menahan rasa
kecewa dengan sikap vokalis mereka yang sering tak hadir akhir akhir ini. Hari
ini band Carame menjalakan tugas mereka dengan baik. Ketidakhadiran vokalis
tidak mengurangi semangat mereka untuk tampil. Diakhir penampilan mereka
sebelum mereka bubaran dari café. Di sela sela waktu bersantai Anton teringat
dengan janji seorang gadis pada hari ini. Ia tersenyum kecil mengingat kejadian
yang begitu berkesan baginya. Ia tidak pernah lupa untuk menepati janjinya pada
sang gadis baik hati tersebut.
Sepulang dari malam tersebut. Anton pun pergi menuju rumah
Gitta , ia ingin mendapatkan kejelasan dari ketidakhadiran Gitta akhir akhir
ini. Rumah Gitta terletak tak jauh dari tempat Angel tinggal. Memang kawasan
itu terkenal karena komplek mahasiswa yang banyak memilih mengontrak rumah
disana. Rumah Gitta tampak kosong ketika Anton memanggilnya. Beberapa saat
kemudian sebuah mobil sedan berhenti dengan munculnya gitta bersama sang
kekasih warga jerman .
Anton menatap sahabatnya itu dengan sedikit perasaan sungkan
terlebih ada kekasihnya. Gitta yang tampak sedikit mabuk melihat Anton dengan
sedikit perasaan tidak enak.
“Anton..ngapain kamu?” Tanya Gitta
“Ehm. Aku mau bicara sama kamu , boleh?”
“Ok bentar ya..” ujar gitta sambil berbisik pada sang
kekasih yang tampak tidak senang dengan kehadiran Anton di rumah Gitta.
Kedua orang itu menepi untuk bicara secara empat mata
“Kenapa Ton,?”Tanya Gitta
“Katanya kamu sakit.. kok bisa pergi. ?”
“Hm,,..!”
“Kamu masih niat ga sih sama band kita?”
“Hm..,” Gitta terdiam tak menjawab
“Jawab dong ,kan kasian anak anak yang tiap hari nunggu kamu.
?”
“Ton.. aku sepertinya mundur saja dari band…!”
“Kenapa? Kasih alasan dong.Kan kita bisa diskusikan secara
bersama. ? Gitta terdiam sejenak menatap wajah sahabatnya begitu menantikan
jawaban
“Aku.. aku hamil Ton.. sepertinya aku akan menikah dengan Bert”
jelas Gitta sambil menyebut nama kekasihnya tersebut
Anton terdiam, ia terkejut mendengarkan kata kata tersebut.
Ia sempat melihat wajah Bert kekasih Gitta. Mereka belumlah menikah. Dan ia
menjadi sungkan.
“Hm.. aku juga ga bisa bilang apa apa kalau itu sudah
terjadi. Selamat ya atas kehamilan kamu. ?” ujar Anton sedikit terkejut
“Maafin aku ya.. titip salam buat teman teman. Kapan kapan
aku usahakan untuk tampil..!”
“Iya pasti aku sampaikan.. kamu jaga diri dan bayi kamu..!”
“Terima kasih ya ton..”
Anton memang terkejut dengan apa yang terjadi pada Gitta.
Namun apa yang dikatakan Gitta menjadi akhir dari tempatnya di band Carame. Ia
meninggalkan kedua orang itu dengan perasaan antara sedih dan bahagia. Malam
ini terjadi hal yang singkat dan begitu cepat tanpa jedah yang membuatnya
sedikit bingung. Namun Anton berkata dalam hatinya
“Band Carame akan tetap ada.
Ada atau tidaknya kamu Gitta. “
Suara motor pun melaju cepat menembus malam yang samakin
dingin disebuah negeri impian yang orang orang sebut pulau dewata.
Keesokan harinya Anton mengabarkan kehamilan Gitta kepada
sahabat band lainnya. Semua menerima dengan lapang dada apa yang terjadi pada
Gitta. Artinya mereka harus mencari vokalis baru untuk menutupi kekurangan band
mereka. Agnes tidak keberatan untuk menjadi vokalis namun ia selalu berharap
terdapat vokalis baru secepatnya. Latihan hari ini untuk band mereka
berlangsung dengan cepat. Malam nanti mereka akan berkumpul untuk tampil di
café.
Anton tidak pernah lupa janjinya untuk datang ke rumah Angel.
Siang itu sehabis berlatih bersama. Dengan gitar disampingnya, ia pergi menuju
rumah Angel. Suara motor ninja yang berhenti di depan gerbang rumah Angel
membuat Angel tersadar dari lamunan buku pelajaran yang ia baca.Angel sedang
berada dirumah, ia belajar untuk menghadapi ujian yang akan datang beberapa
minggu lagi. Angel begitu gembira ketika melihat Anton muncul di pintu
gerbangnya. Dengan cepat ia menghampiri pria berkulit putih tersebut.
“Kamu?” Tanya Angel
“Hi.. masih inget dong sama aku?”
“Tentu saja. Masuk yuk..!”
Angel membuka pintu dan Anton memasukan motornya. Kemudian
keduanya duduk diteras depan halaman.
“Kamu lagi ngapain?” Tanya Anton
“Aku lagi iseng baca baca buku aja, hari ini ga kerja?”
“Oh.. kerja sih. Cuma aku bisa izin kalau siang. Ngomong-ngomong
neh..” Anton menyerahkan sebuah gitar untuk Angel
“Apa ini..!”
“Kanaku uda janji mau ajarin kamu bermusik. Karena kamu
bilang, kamu ga ada alat musik! Aku kasih saja ini gitar untuk kamu..!”
“Astaga…!”
Angel begitu gembira menerima hadiah tersebut. Ia membuka
jaket gital hitam tersebut. Gital klasik yang berbody slim dan berwarna biru.
Ia segera memainkan nada asal dan lentingan suara gitar tersebut begitu kusut
hingga membuat ngilu Anton yang mendengarkannya.
“Eits.. jangan gitu, salah!” ujar Anton
“Maaf aku terlalu bersemangat dan ga sabar hehehe!”
“Sini aku ajarin..!”
Anton begitu mahir dalam bermain gitar. Ia mengajarkan
secara sabar kepada Angel tentang nada nada yang perlu Angel ketahui tentang
petikan gitar. Angel begitu bersemangat belajar banyak dengan Anton. Angel
bahkan melupakan tentang ujian yang akan ia pelajari karena asyik belajar
bermain gitar. Keduanya terhanyut dalam alunan musik. Angel begitu kagum akan
kepintaran Anton. Namun ia menyembuyikan kekaguman itu dengan bersembunyi
menatap mata pria itu. Dan akhirnya pelajaran indah itu usai.
Angel mengambilkan segelas air dingin untuk Anton yang
sedang menatapi taman kecil dihalaman. Rasa lelah itu berakhir dengan cepat.
Dan terjadi sebuah perbincangan kecil
“Angel, malam nanti kemana?” Tanya Anton
“Hm.Gaada acara sih! Kenapa?”
“Mau ga kamu mampir ke café aku..!”
“Café kamu..!”
“Iya aku mau ajak kamu sekali sekali liat performa band
kita. Gimana!”
“Wah mau banget.. !”
“Ok kalau gitu aku jemput ya..!”
“SIp.. !”
Anton terdiam sejenak menatap Angel. Ia seperti ingin
mengatakan sesuatu namun mulutnya serasa terkunci.
“kok diem ..!” kata Angel“Aku pamit dulu deh, mesti pulang
dulu. Ngomong-ngomong suara kamu bagus juga. Aku yakin kamu akan jadi penyanyi
yang baik kalau sering sering berlatih, !”
“masa sih..!!” Angel tersipu malu tak percaya
“serius.. akukan dengerin kamu dari tadi nyanyi.. kalau
latian lebih baik . aku yakin kamu bisa jadi penyanyi.. !”
“ah dasar.. kamu memuji sembarangan.!!”
“yauda kalau gitu aku pamit dulu ya.. !”
“ok..!”
Angel mengantarkan pria itu hingga gerbang. Ia memberikan
senyuman sembari memeluk gitar yang ia dapatkan dari Anton. Anton pun pergi
meninggalkan Angel. Angel memandangin gitar yang begitu indah baginya.
“aku janji sama kamu. Suatu saat aku akan buktikan kalau
kamu ga sia sia diberikan sama aku!” ujar Angel pada gitar tersebut.
KISAH LIRIK TERAKHIR : KISAH NYATA KEMATIAN PENULIS LAGU
JAUH “EGA” BAGIAN 2
Suara yang indah
Malam ini Angel berdandan cukup rapi untuk menunggu
kedatangan Anton menjemputnya. Ia menggunakan stelan baju bawahan berwarna
pink. Dengan rambut tergelai dibiarkan, ia nampak cantik.Polesan bedak terakhir
dipipinya bertepatan dengan terdengarnya suara panggilan Anton di depan gerbang
pintunya. Angel menatap sesaat dari jendela kamarnya yang menghadap langsung ke
gerbang pintu utama. Ia segera turun dan memastikan dirinya tampak rapi untuk
terakhir kali di cermin lemari.
Anton berdiri terdiam menatap Angel keluar dari rumahnya..
ia menatapi gadis cantik itu dengan penuh senyuman. Angel terlihat malu
menampakkan wajahnya.
“aku datang terlambat, ga? “ Tanya Anton
“ga kok. Aku baru saja selesai!”
“kalau gitu yuk..!”
Anton malam ini tidak membawa motor seperti biasanya, ia
membawa mobil milik ayahnya. Mereka pun segera menuju café carame. Sepanjang
perjalanan Anton bercerita banyak tentang keluarganya. Tersebutlah, ayahnya
adalah seorang dokter yang membuka praktek umum sedangkan ibunya adalah ibu
rumah tangga yang taat pada agama Hindu. Ia mempunya adik laki laki yang kuliah
di Yogyakarta mengikuti jejak ayahnya. Sedangkan Anton sendiri lebih memilih
menjadi pemusik. Keluarganya menerima begitu saja keputusan Anton tanpa
larangan apapun. Yang terpenting Anton tidak setengah setengah menggapai
cita-citanya.
Angel sendiri bercerita singkat tentang dirinya. Terlahir
dari keluarga yang mempunyai anak laki laki keseluruhan dan seorang diri
menjadi anak gadis dari ayah yang bekerja sebagai pedagang bangunan. Angel
memilih kuliah di Bali karena tertarik oleh wisatanya kebanding jadwal kuliahnya
yang padat. Ia lebih memilih kuliah sambil berlibur kebanding pilihan orang
tuanya diJakarta. yang sudah sumpek. Semua berjalan baik baik saja. Ia memang
sempat tertarik pada musik , namun tidak memiliki banyak sahabat yang terjun
kedunia itu. Anton lah orang yang menjadi sahabat pertamanya yang bermusik.
Keduanya tiba di café caramel yang berinteriol alam terbuka
namun memiliki ruang utama yang cukup besar sebagai tempat show mereka setiap
hari. Pengujung tempat ini biasanya dalah wisatawan yang menyukai live show
seperti yang akan di lakukan Anton dan kawan kawannya. Anton tidak mempunyai
banyak waktu saat itu, ia harus segera menuju panggung dan Angel tidak
keberatan ditinggalkan disebuah meja yang posisinya cukup menarik untuk melihat
tampilan band carame.
Beberapa pengujung sudah berdatangan malam itu. Angel
memesan chicken steak dan sedikit kentang goreng sebagai santapan malam ini. Ia
mendapatkan lebih , karena Anton memang memberikan semuanya khusus. Bebarapa
kali Angel bertepuk tangan melihat penampilan band carame yang ia anggap bagus
dan keren. Anton menatapnya beberapa kali dengan senyuman , anggota band lain
sepertinya paham betul kalau Angel adalah orang yang khusus diundang oleh Anton
. dikala sela waktu jedah show pergantian lagu. Nando mendekati Anton.
“siapa tuh..?” Tanya Nando
“Temen aku. Kenapa!”
“cantik banget.. kenalin dong!”
“iya iya. Ntar abis show aku kenalin deh.. tapi inget ya
jangan macem macem!!”
“kayak ga kenal aku aja kamu!! Dasar!!” keluh Nando
“karena kenal.. makanya aku bilang jangan macem macem!!!”
tegas Anton bercanda
Band carame menampilkan 12 lagu malam itu. Ketika mereka
mulai kelelahan. Tiba tiba terpikir oleh Anton untuk mencoba mengajak Angel ke
panggung dan bernyanyi. Dengan suara yang terdengar hingga semua tamu memandang
ke arah Angel . Anton mempersilakan Angel naik ke panggung. Angel sedikit
canggung dan malu.
“gila kamu. Aku tuh ga bisa nyanyi!”keluh Angel berbisik
kepada Anton
“uda gapapa. Kamu bisa kok!! Lagu apa saja yang kamu bisa.!
Nanti kita Bantu iringin dengan indah!” imbau Anton
“aduh.. malu aku!!”
“ayo gapapa! Tamu tamu pada pengen dengerin kamu nyanyi.
Kamu Percaya diri saja. Ada aku kok!”
“ehm.. yauda bentar aku pikir dulu mau nyanyi lagu apa!”
“yauda .. !!”
Angel berpikir
sejenak dengan pandangan mata seluruh pengujung yang tak sabar menantinya
bernyanyi . dan akhirnya ia menemukan lagu yang tepat.
“lagu Mariah carey- my all!! Bisakan!”
“sip.. !”
Anton memberikan aba aba kepada anggota band lainnya. Musik
berjalan. Angel tampak beberapa kali menarik nafas untuk menutupi rasa
gugupnya. Ketika ia melihat mata Anton, rasa gugup itu runtuh seketika. Ia pun
menjadi lepas bernyanyi. Memang dugaan Anton padanya tidak salah. Suara Angel
adalah suara emas, hanya kurang latian. Ia mampu mencapai oktaf tertinggi
lengkingan yang nyaris menyurapai suara Mariah carey. Dan akhirnya lagu itu
berakhir dengan tepukan tangan penonton yang puas . Angel tersipu malu di atas
panggung. Ini adalah panggung pertama dalam hidupnya.
Malam itu pun berakhir dengan penuh keceriaan, Anton
mengenalkan Angel pada seluruh personel band carame. Ia dengan cepat diterima
dan akrab dengan anggota lainnya. Mereka terlihat berbicara dalam satu meja
yang hangat. Masing masing berusaha bercerita tentang keahlian mereka masing
masing, hingga tiba tiba Agnes salah satu vokalis yang mengantikan Gitta mulai
terpikir ide menarik.
“Angel gimana kalau kamu ikut gabung band kita?” ajak Agnes
“hah.. jangan deh! Ntar bikin malu aja!” balas Angel
“iya neh . bagus juga tuh ide Agnes. “! Timpah Nando
Angel terdiam berpikir dan mereka semua menatap ke arahnya.
Kemudian Anton mulai angkat bicara.
“ide Agnes boleh juga. Kalau Angel mau. Kita bisa ajak dia
sebagai anggota band kita. Gimana ngel?” Tanya Anton
“aku tuh ga berasa mampu untuk itu, jadi ga yakin untuk
masuk..!”
“kamu tenang aja. Masalah vocal itu Cuma perlu di asah. Biar
aku Bantu kamu ngelatih dan pasti kamu bisa” kata Anton
“hm..”
“ayo dong Angel. Ga ada salahnya kok coba. Aku juga dulu
gitu.. kita senang kok punya anggota kayak kamu” puji Agni kakak Agnes.
“yauda. .tapi aku ga janji bisa lakuin yang terbaik. Aku
hanya berusaha ya!”
“yes…!” teriak Nando begitu bersemangat dan membuat semua
menjadi kaget
Mereka pun saling tertawa terbahak bahak karena lucu.
Mengakhiri makan malam dengan indahnya. Itu menjadi awal sejarah masuknya Angel
dalam band Carame. Visi mereka cukup singkat saat ini. Menjadi terbaik, mereka
merupakan untuk sesaat kepergian Gitta , vokalis terdahulu. Yang mereka tatap
adalah masa depan. Masa depan dengan munculnya Angel sebagai personel mereka
yang baru. Pesta pun dimulai dan tak pernah berharap berakhir. Iklar terucap
dan kisah pun dimulai.
Usai dinobatkan sebagai vokalis, Angel tidak langsung terjun
untuk membantu show mereka. Ia melakukan pelatihan bersama dengan Anton ,
setiapnya harinya mereka selalu bersama. Dari Anton, Angel mulai terbiasa
dengan alat musik. Ia juga belajar bermain piano klasik milik Anton yang khusus
ditempatkan di rumah Angel. Mereka pun sering menghabiskan waktu untuk berlatih
bersama. Angel murid yang pintar, dengan cepat ia menyerap semua latian yang
mereka lakukan.
Anton sangat puas dengan Angel, semangat dan motivasi yang
tinggi pada Angel membuat ia berkembang dengan cepat. Bahkan ketika bersama
Angel, ia mulai menciptakan beberapa lagu yang khusus akan dibawakan Angel.
Latian itu sempat terhenti ketika Angel mulai masuk dalam ujian akhir semester.
Namun, Angel memang sudah jatuh cinta pada musik. Bahkan ia meminta latian
disaat ujian. Hasilnya bisa dibayangkan. Ia kalangkabut saat ujian tiba.
Teman teman kuliah Angel, bahkan tidak berpikir kalau Angel
kini mulai beralih sampingan menjadi pemusik. Angel mulai jarang terlihat
berada di perpustakaan ataupun berkumpul bersama teman teman kuliahnya. Ia
pulang disaat kuliah berakhir dengan tepat waktu. Tentu saja , pulang lebih
awal agar dapat memulai hobi barunya bersama Anton . hasilnya juga tidak sia
sia. Ia mulai menjadi vokalis pendamping Agnes disaat show. Sambutan penonton
terhadap anggota baru itu juga antusias. Warna baru hadir dalam band tersebut.
Kisah dalam
perkerjaan mereka, mulai menyisakan kisah lain. Kisah antara Angel dan Anton .
Angel tak memungkiri hatinya sedang resah, ia sadar kedekatan dengan Anton
menyisakan kisah lain. Kisah cinta. Ia jatuh cinta pada pria itu. Terkadang
kebersamaan saat latian itu selalu ia gunakan untuk mencuri pandang. Anton
orang yang professional, Angel sadar akan itu. Ia tak akan mencampurkan urusan
pekerjaan dan cinta. Untuk itu ia selalu menyembuyikan kisah di hatinya.
Pernah terjadi suatu
ketika. Mereka saling berpandangan saat berlatih alat musik gitar. Angel
menatap tajam wajah Anton yang ia pikir sedang memperhatikannya. Hatinya terasa
berdetak kencang. Terlebih Anton mulai mendekatkan tangan kanannya ke wajah
Angel. Angel berpikir Anton akan membelai wajahnya, ternyata salah. Ia
menyingkirkan rambut panjang Angel yang menutupi telinga hingga ke bahunya.
“rasanya lebih baik kamu mengikat rambut kamu saat latihan.
Itu sepertinya sangat menganggu!” ujar Anton dan Angel hanya tersipu malu.
Itu adalah salah satu
contoh sifat professional Anton yang membuat Angel ragu apakah Anton bisa
merasakan hal yang sama dengannya. Anton tidak pernah bercerita kisah cintanya
pada Angel. Namun Angel sempat bertanya pada Agnes disaat sehabis melakukan
show bersama. Agnes berkata kalau Anton hanya pernah mempunyai satu kekasih
dalam hidupnya. Dan sayangnya gadis itu putus setahun setelah band mereka
dibangun. Gadis itu memilih menolak cinta Anton karena tidak menyukai
perkerjaan Anton.
Bukan hanya itu, sempat terdengar rumor kedekatan Anton
dengan Gitta, mantan vokalis mereka yang sudah keluar. Namun, itu hanya gossip
dibelakang anak anak. Toh, akhirnya Gitta malah memutuskan menikah dengan
seorang bule Jerman yang sering mampir ke konsernya. Anton bukan berasal dari
keluarga miskin, ia cukup mampu dari segi financial. Namun ia adalah anak yang
tak ingin bergantung pada orang tuanya. Itulah yang membuat ia terasa
sederhana.
***
Hasil ujian semester pendek diumumkan, Angel menatap
selembaran kertas Surat ditangannya. Ia baru saja membaca nilai ujiannya yang
berantakan. Hatinya menjadi bimbang. Tidak pernah dalam masa ujian ia mendapat
nilai seburuk ini. Indek prestasi sementaranya hanya mendapat skor 2,6 jauh
diatas batas normal 3. Ia memang sudah sadar akibat dari kecintaanya pada musik
yang akan membuat nilainya jatuh seperti ini. Namun tidak menyangka seburuk
ini. Kalau orang tuanya melihat ini, mungkin dia akan disuruh berhenti dari
kuliah dan menikah saja.
Angel meletakkan begitu saja lembaran kertas hasil ujiannya
di meja utama ruang tamunya. Disaat itu Anton datang untuk memulai latian alat
musik seperti biasanya. Setelah memasukan motor ke halaman, Angel memintanya
menunggu di ruang tamu. Karena Angel ingin berganti pakaian sehabis pulang
kuliah. Anton tak sengaja menemukan kertas hasil ujian itu di meja dan
membacanya. Hatinya gusar memparhatikan nilai ujian Angel , ia sadar untuk
seorang Angel yang pinter. Gadis itu tidak layak mendapatkan nilai serendah
ini.
Angel melihat Anton memperhatikan kertas ujian yang tak
sengaja ia letakkan di meja. Anton kemudian meletakkan kembali kertas itu di
meja. Angel dengan cepat mengambil kertas tersebut dan melipatnya kecil, lalu
memasukkan ke saku celananya. Ia tersipu malu dan berusaha memberikan senyum
untuk menutupi rasa gugup dan malunya.
“Sorry ga sengaja ke baca!” ujar Anton
“gapapa kok. Hehehe.!”
Mereka terdiam saling menatap. Keduanya merasa sungka dan
tak enak. Angel segera mengalihkan perhatian dengan bertanya.
“hari ini mau latihan gitar apa piano?” Tanya Angel
“ehm.. piano saja!”
Piano klasik yang dibawa Anton khusus untuik Angel ,
diletakkan dalam ruang tamu tak jauh dari meja utama. Rumah Angel sangat
sederhana namun dapat menampung alat klasik berdiameter besar tersebut. Latihan
dimulai dengan lagu yang akan selalu dinyanyikan band carame. Lagu itu
diciptakan Anton. Anton berdiri disamping piano sambil menghayati nada yang
ditekan Angel. Hasilnya musiknya tidak teratur dan tidak terasa enak didengar.
Angel berhenti melentingkan tangannya dan menatap Anton
dengan penuh rasa bersalah.
“gapapa. Coba lagi.!”
“hm.. sorry . agak ga bisa konsentrasi hari ini!”
“ok.. gapapa. Kita ngobrol ngobrol saja dulu. Ntar kalau uda
bisa konsentrasi kita lanjutin lagi.!”
Angel menghelakan nafas. Anton menatapnya seolah gundah.
“Angel boleh aku bertanya sesuatu pada kamu!”
“iya silakan..!”
“nilai ujian kamu. Apa itu cukup menganggu pikiran kamu!”
Angel terdiam mendapatkan pertanyaan tersebut. Ia
menundukkan kepalanya. Anton dapat memastikan jawaban dari tingkah Angel
“aku pun , pernah punya kondisi yang sama dengan kamu. Aku
ingin bercerita. Namun bukan untuk mengajari kamu. Hanya ingin shering
pengalamanku. Mungkin inilah pilihan hidup.
Ada yang harus dikorbankan!”
Angel menatap pria itu dengan sungguh-sungguh. Dan Anton
melanjutkan ceritanya.
“dulu. Ketika aku mendapatkan nilai seperti yang kamu
dapatkan sekarang. Aku pun bimbang untuk memilih. Mengorbankan kuliahku atau
musik. Pilihan yang sangat sulit. Orang tuaku sangat berharap aku menjadi
dokter. Namun aku sadar ,itu bukan jalan pilihanku. Aku sulit membagi waktu
untuk kuliah dan bermusik. Nilaiku tidak juga membaik karena selalu terpikir
akan terus bermusik. Hingga akhirnya aku memutuskan cuti untuk mengejar
karirku.!”
“lalu..?” Tanya Angel
“aku cuti dengan harapan fokus pada musik. Orang tuaku menentang
keras pilihanku. Namun akhirnya mereka luluh juga. Tapi aku pun berjanji pada
mereka. Aku hanya cuti selama satu tahun. Kemudian akan kembali. Karena mereka
hanya akan membiarkan aku bebas berkarya di musik . kalau aku sudah menjadi
sarjanah!”
Angel berusaha mengambi kesimpulan dari kisah Anton.
“dari apa yang aku
ceritakan . aku tidak berharap kamu mengikuti jejakku. Namun aku sarankan
mungkin. Kita mungkin harus membagi waktu kita bermusik. Kuliah kamu tetap
penting. Dan aku akan berusaha menyusun waktu agar keduanya dapat berjalan
dengan baik. Jadi tidak ada yang dikorbankan! Bagaimana?” Tanya Anton
“mungkin kamu benar, ton. Aku harus bisa membagi waktuku
antara musik dan kuliah. Aku tidak akan melepaskan begitu saja musik yang telah
mendaging dalam tubuhku. Namun juga tidak ingin menghancurkan pendidikanku.
Yang aku perlukan saat ini adalah berkerjasama dengan waktu.”
“ok kita sudah temukan solusinya, semoga selanjutnya kamu
dapat memperbaiki nilai kamu yang turun tersebut”
“iya. Aku juga merasa tidak enak dengan orang tuaku. Terima
kasih ya, Ton. Ternyata kamu orang yang menarik dalam hal lain selain musik!”
“kamu bisa saja…!!”
Angel menatap Anton penuh dengan kekaguman. Ia tak dapat
menyembuyikan rasa itu dengan menatap wajah Anton . Anton menjadi bingung. Ia
kemudian mencoba melambaikan kertas not di wajah Angel. Angel tersadar dari
lamunan. Wajahnya memerah dan tersenyum sipu.
“ngelamunin apa sih. Ntar kesambet loh..!” ledek Anton
“gak kok.. kita latihan lagi yuk!”
“ok..!!” ujar Anton antusius
Iringan musik piano yang lembut telah menghaluskan suasana
menjadi indah dan tenang. Anton pun sadar tak sadar mulai memperhatikan Angel.
Ia tak ingin bohong dengan apa yang ia perhatikan. Angel , gadis berusia 19
tahun itu. Telah membuat hatinya gusar dan pastinya timbul rasa suka yang tak
ingin ia tunjukkan. Sebab, baginya hubungan cinta itu tak akan pernah baik
dalam sebuah perkerjaan. Dan pengalaman telah mengajarkan ia akan semua kisah
yang pernah ia alami secara bersamaan. Dan tentu saja ia tak ingin semua
terulang.
KISAH LIRIK TERAKHIR : KISAH NYATA KEMATIAN PENULIS LAGU
JAUH “EGA” BAGIAN 3″
Anton terdiam dikamar pribadinya. Ia mengambil gitar klasik
miliknya. Lalu terbaring diranjang. Ia memainkan nada dengan lembut ketika
jarinya mulai menyentuh senar gitar tersebut. Ruangan kamarnya cukup sederhana
, berornamen putih dan hitam seperti sebuah meja catur. Ia memang pencinta dua
warna kontras tersebut. Ketika nada petikan gitar itu semakin cepat. Ia mulai
terbayang sebuah kata kata dalam lamunannya.
“kamu apakah pernah mempunyai cinta dalam hidupmu?”
Sebuah kata kata yang
dilontarkan Angel dan membuatnya teringat dalam kepada masa lalunya. Cinta
bukan hal yang indah dalam hidupnya. Mungkin cinta yang paling tak terlupa
hidupnya adalah ketika ia harus kehilangan cinta pertamanya. Bayangan Shinta,
gadis yang menjadi bayangan gelap dalam hidupnya kadang masih terlintas dalam
kesehariannya. Sulit namun perlahan waktu semua memang menghilang. Namun tidak
semuanya. Banyak hal yang terlalu mendalam dalam kisah mereka.
Gitta, mantan vokalis personel Carame adalah orang yang
paling banyak membantunya menghapus kisah cinta lamanya, namun itu pun hanya
sebatas kedekatan semu yang akhirnya terjawab sudah. Gitta lebih memilih
bersama dengan pria asing. Apalah artinya Anton baginya. Mungkin Anton orang
yang menjadi takdir pertemuaan dua insan yang kini sedang menanti kelahiran
bayi pertama mereka. Tentu saja. Tanpa band Carame. Kedua nya tak mungkin
bertemu. Boleh dikatakan takdir bersama bandlah yang membawa mereka.
Lamunannya terus bersemayang bersama suara gitar hingga
terpecah oleh ketukan pintu ibunda tercintanya. Anton segera membuka pintu
kamarnya. Sang ibu tersenyum kecil sambil berkata
“Si Nando datang tuh,. Lagi diluar,,!”
“oh ya.. suruh tunggu bentar, Anton ntar kebawah!
Ibu yang lembut itu kemudian memberikan senyuman dan pergi
meninggalkan Anton . ia tak perlu turun kebawah karena Nando sendiri sudah
berlari cukup cepat menuju kamarnya sambil memberikan sebuah kejutan. Selembar
kertas yang berisi brosur
“Oi.. kelamaan turunnya..!” teriak Nando membuat Anton
terkejut
“dasar.. kenapa! sorry lama , mesti beresin kamar dulu,
soalnya kalau kamu datang pasti bikin onal..!”
‘gitu ya..!!, eh ini ada lomba band .. tadi aku ga sengaja
liat di selembaran koran. Dibacking sama perusahaan rokok. Aku rasa bagus kalau
kita ikut, gimana!”
Anton kemudian membaca isi selembaran tersebut. Sebuah
kompetisi lomba band yang diadakan sebuah perusahaan rokok.
“hm.. kayaknya percuma deh. Kita uda sering ikut,
ujung-ujungnya juga ga menang. Lagipula formasi band kita itu baru. Kekuatan
vocal Angel itu masih kurang.!”
“ya.. jangan gitu dong. Ikut aja. Siapa tau kita bisa juara,
inikan impian kita!”
“aku tau.. tapi kita juga uda serng ikutan, ntar banyak
banget alasan produsen. Ga ada dana lah.? Kurang menjual lah Cape Hati tau..”
ujar Anton sambil berbaring diranjang dan memainkan alat gitarnya
Nando mendekati dan merebut gitar tersebut.
“jangan salah. Ini backingan dari perusahaan rokok. Aku uda
telepon ke bagian panitia. Katanya setiap juara dapat satu album yang khusus
diproduksi sama pihak perusahaan itu. Jadi ga ada sangkut paut sama produsen
musik!”
Anton berhenti dan berpikir
“yakin?” Tanya Anton ulang
“sumpah deh.uda aku pastiin kok. Kalau ga? Ngapain aku jauh
jauh ketempat kamu.!”
“kalau gitu kita mesti ikut dong. !”
“nah itu dia yang aku tunggu dari kamu!” spontan Nando
Anton merebut kembali brosur yang tadi ia hempaskan ke
ranjang. Ia melihat tanggal kompetisi akan berlangsung
“kira kira masih ada waktu 3 bulan dari sekarang ya.. masih
cukup kali ya. Kita Cuma butuh tingkatin vocal Angel. yang lain uda cukup
pengalaman!”
“bener. Makanya suruh Angel mesti siap siap latihan vocal
yang bagus!!” timpa Nando
anton menatap wajah nando yang tampak bersemangat. Namun
tiba tiba ia teringat dengan hancurnya nilai kuliah Angel yang baru saja ia
tau. Ia mulai merasa tidak mungkin memaksakan Angel untuk berlatih lebih giat.
Ia tak ingin Angel menjadikan kuliahnya sebagai tumbal dalam kompetisi ini.
“tapi ada masalah , Do!”
“kenapa lagi?”
“Angel nilai kuliahnya hancur banget.. kalau dia mesti
latihan giat sampe kompetisi. Kasian dia.. ntar kuliahnya jadi berantakan!”
Kegilangan dan semangat dari wajah Nando tiba tiba
menggerucut menjadi kecil. Ia mendengar sesuatu yang membuatnya menjadi lemas
seketika. Anton hanya terdiam kemudian. Mereka terdiam bersama. Tak ada yang
berbicara. Memang inilah sulitnya band mereka. Selalu mendapatkan hal tak
terduga disaat bersamaan.
***
Angel baru saja mendapatkan telepon dari ibunya, ibunya
bertanya tentang nilai ujian yang keluar untuk mendapatkan berita baik. Ia
sedikit berbohong tentang nilanya. Ia takut sang ayah akan marah dan menghakimi
dia dengan emosi. Akhir pembicaraan telepon itu membuatnya lega. Ia berpikir
banyak tentang cara untuk yang terbaik baginya. Disatu pihak dirinya ingin
bermain musik. Disatu pihak ia mempunyai tanggung jawab terhadap nilai
kuliahnya.
Sore telah datang kala itu, ia tau hari ini adalah jadwalnya
untuk mengisi acara band. Anton sudah menelepon untuk menanyakan waktu kepada
Angel . ia sudah mengatakan ya, untuk hari ini. Ia pun bergegas untuk mencari
pakaian yang baik dan berdandan menunggu kedatangan Anton yang selalu tiba
pukul 5.30 sore. Karena jadwal band mereka selalu dimulai pukul 8 malam dan breafing
untuk show selalu satu jam sebelum penampilan mereka.
Nando sepertinya tak pernah mengenal kata menyerah untuk
membawa band mereka mengikuti kempetisi yang pagi tadi telah ia bicarakan
dengan Anton . kali ini ia berdiskusi dengan Agnes bersaudara. Kedua saudara
itu tidak bermasalah untuk tampil, ia berusaha meminta dukungan Agnes
bersaudara untuk bisa menyakinkan Anton untuk tampil dalam kompetesi ini. Sebab
keputusan band itu selalu diakhirin oleh Anton , Anton belum memastikan apakah
akan tampil dalam band kali ini. Sedangkan dalam pikiran Anton sendiri. Ia
mencemaskan keadaan Angel , ia tak ingin merusak masa depan gadis itu untuk
band yang baru menjadikan Angel anggota.
Asam manis kempetesi disadari betul oleh Anton. Bukan hal
yang mudah berkompetesi dengan ratusan band yang ada di Bali. Sebagai kota
hiburan, selalu bertamburan anggota band yang memang sudah menjadi mata
pencarian mereka untuk hidup di negeri dewata tersebut. Mereka tidak akan
sembarang ikut untuk menjadi pengembira, mereka pastinya ingin menjadi juara.
Peluang untuk juara memang selalu terbuka. Namun dengan keraguan atas Angel.
itulah pelemik sesungguhnya.
Anton datang bersama Angel beberapa saat kemudian ketika
Nando sedang berdiskusi dengan Agnes bersaudara di ruangan mereka. Ruangan yang
dipersiapkan oleh pemilik café sebagai ruangan tersendiri untuk mereka. Hanya
berukuran 3×4 meter namun cukup untuk mereka beristirahat kapan saja mereka
mau. Ketika Anton datang, mereka langsung terdiam. Agnes terlihat sedang
memegang selembaran brosul yang belum sempat ia sembunyikan. Angel memberikan
salam kepada mereka.
“hai. Lagi pada ngapain. Gossip ya hehe!” ledek Angel
“hehe. Ga kok. Lagi asyik ngobrol aja. Kok datangnya telat
sih!” Tanya Agnes
“hm. Tadi dijalan ada kecelakaan taksi jadi bikin macet..
kalian uda temuin lagu yang mau dibawakan untuk hari ini!” kata Anton
Angel mendekati Agnes, kemudian ia melihat selembaran kertas
brosul dan tertarik untuk melihatnya.
“apaan tuh. Liat dong!” Angel mengambil secara paksa dan
Agnes membiarkan
“Kompetisi band..” Angel membaca spontan dan semua
mendengarkan tak terkecuali Anton yang juga ikut melihat ke arahnya.
“wah boleh juga neh. Band kita ikut ga?” Tanya Angel polos
dan semua mulai menjadi bingung.
“emangnya menurut kamu kita harus ikut ga?” Tanya Agnes
“ikut dong. Kapan lagi ikut kompetisi gini. Kan jarang ya?”
Tanya Angel balik
“Emang sih. Jarang.. !” ujar Agnes melirik ke arah Nando dan
kemudian Nando melirik ke arah Anton
Anton tampak memperhatikan Angel yang dengan polos
berbicara. Nando tidak ingin menghilangkan kesempatan ketika semua berkumpul
untuk kembali memastikan kepastian band mereka untuk ikut.
“Sebenarnya sih, aku. Agnes dan kakaknya semua uda sepakat
mau ikut! Ditambah lagi Angel yang mau ikut. Kayaknya.. Cuma kurang satu orang
deh yang belum mastiin band kita mau ikut atau ga?” sindir Nando dan semua
melirik ke arah Anton
Anton terdiam menatap Angel . ia kemudian menarik tangan
Angel keluar dari ruangan.
“maaf ya. Aku mau bicara sama Angel dulu.” Anton menarik
tangan Angel dan Angel seperti linglung terhadap ajakan tersebut.
Kedua orang itu keluar dari ruangan kemudian berhenti
disebuah lorong menuju dapur tempat koki memasak. Angel tampak bingung.
Kemudian Anton berhenti dan menatap gadis itu dengan penuh keseriusan.
“Angel.. aku mau ngomong sesuatu sama kamu”
“iya… ngomong aja. Kok mesti berdua gini , emang ada apa!”
Tanya Angel bingung
“iya maaf. Soalnya aku ga mau mereka tau..!”
“tau tentang apa , Ton!”
“tentang nilai ujian kamu yang jatuh karena kamu ada
disini!”
“hm.. lalu?”
Anton menghela nafas dan memulai untuk bicara sesuatu yang
serius.
“kamu sudah baca selembaran brosur kompetesi band tersebut.
Terus kamu yakin kamu mau ikut acara tersebut, sedangkan dengan mengikuti lomba
tersebut. Itu bisa berdampak sama nilai ujian kamu. Karena kompetesi itu
membutuhkan latian dan fokus yang tinggi.! Kamu tidak takut bila ikut akan
berdampak pada nilai ujian kamu ? apa kamu sudah pikir masak masak!”
“hm.. aku..!”| ujar Angel terdiam
“kamu tau, dengan kamu berkata ya, secara pasti band ini
akan ikut dalam kompetisi tersebut. Dan aku sebagai ketua band tidak mungkin
menolak untuk ikut,. Namun dengan pertimbangan hal yang terjadi pada kamu. Aku
jadi menunda untuk menjawab keinginan mereka. Makanya aku ingin bicarakan hal
ini sama kamu!, kamu ngerti maksudku?” ujar Anton dengan mimic serius
Angel terdiam tak tau harus berkata apa. Pembicaraan
tersebut selesai begitu saja tanpa jawaban Angel. ia tak menyangka Anton
berpikir sejauh itu tentangnya. Kata kata spontan yang ia keluarkan sangat berdampak
pada anggota band lain. Mereka kembali ke ruangan dengan sedikit senyum,
sedangkan Nando tampak berpikir jawaban yang akan ia dapatkan dari Anton .
namun Anton tampak sedang tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut. Ia
mengalihkan dengan berdiskusi tentang lagu yang akan mereka bawa hari ini.
Angel terdiam malu dan menatap satu persatu personal lain yang begitu
bersemangat walau baru saja ia membuat kesalahan bodoh terhadap ucapannya.
Band mereka melakukan show beberapa saat kemudian. Angel
tampak berusaha bersemangat walau merasa tak nyaman dengan kejadian yang beru
saja terjadi. Sesekali ia menatap wajah Anton yang baru kali ini berbicara
serius padanya. Dalam pikirannya tersirat beban kecil. Ia lah satu satunya
orang yang dijadikan alasan untuk mengikuti atau mengakhir kompetisi ini. Ia
harus berpikir banyak untuk memastikan ikut atau tidak. Sebab kuliahnya menjadi
taruhan dalam hal ini.
Yang hebat dari band mereka. Walau terjadi perdebatan atau
permasalahan, band itu tetap bermain tanpa ada masalah. Bahkan seperti
normalnya. Mereka tidak mencampur adukan permasalahan yang terjadi di antara
pekerjaan dan diluar perkerjaaan. Itulah kehebatan yang Angel rasakan sekarang.
Ia sungguh sungguh tak ingin semua menjadi sirna. Satu pelajaran hebat ia dapatkan
hari ini. Sebuah keputusan yang harus dipertanggung jawabkan.
***
Angel berpikir keras dan tak henti hentinya mencari hal yang
dapat membuatnya lepas dari beban yang ada diotaknya. Sepulang dari kuliah. Ia
mulai mencoba mencari alasan mengapa ia bisa mendapatkan nilai yang hancur .
padahal ia bukan anak bodoh, lalu mata kuliah yang ia dalamin juga bukan mata
kuliah yang membutuhkan banyak kepintaran. Hanya keterampilan. Ia sendiri
adalah orang yang cermat akan itu. Sehingga ia berpikir untuk mengkaji apa
sumber permasalahan yang ia hadapi saat ini.
Dan akhirnya ia dapat menemukan jawaban itu setelah berpikir
larut malam. Ia kemudian menelepon Anton untuk bertemu di pagi hari. Memang
pagi hari itu ia akan melakukan latian musik bersama Anton seperti biasanya.
Namun ia meminta Anton untuk datang lebih dini agar dapat berdiskusi tentang
pemikiran yang ia temukan. Anton menjadi penasaran karenanya. Namun ia mencoba
bersabar hingga esok sehingga ia dapat berdiskusi hal tersebut bersama.
Keesokan paginya. Anton datang dengan membawakan sebungkus
martabak manis yang ia beli ditengah jalan. Angel menyiapkan dua kopi panas
sebagai pelengkap hidangan tersebut. Semuanya dimulai dari makan pagi yang
nikmat bersama kopi hingga menuju tema sesungguhnya sebelum latihan hari ini
dimulai. Anton memulai pembicaraan tersebut.
“Angel. hm. Yang kemarin apa sih maksudnya. ? kamu bilang
kamu sudah menemukan jawaban buat diri kamu?”
Angel tersenyum sambil meletakan secangkir kopi di meja.
“aku rasa aku sudah tau!’ tegas Angel
“tau tentang apa?”
“tentang mengapa nilaiku anjlok baru baru ini. Dan aku baru
menyadari semua ini!”
“oh ya kenapa?”
“itu bukan kesalahan karena aku terlalu sibuk dengan band.
Tapi itu karena kesalahan yang terjadi diluar hal yang tidak ada sangkut pautnya
dengan band!”
“apa itu Angel?” Tanya Anton bingung
“dosen yang menjadi satu satunya orang yang bertanggung
jawab terhadap nilaiku. Baru saja memberikan email permintaan maaf karena salah
memasukan angka pada nilai kuliahku di akedemis!”
“astaga kenapa bisa begitu?”
Angel tersenyum kecil
“aku penasaran dengan nilaiku sehingga kemarin aku mencoba
untuk bertanya kepada dosen. Dosen cukup cukup terkejut dengan nilai yang
kukatakan. Dan dia mengatakan nilaiku seharusnya 96 bukan 69 , itu terjadi
kesalahan teknik pada pencatatan nilai computer bukan karena kesalahku!!”
“ya Tuhan. Kenapa bisa seceroboh itu!”
“ya untungnya aku mau memberanikan diri untuk mencoba
mengkaji apa yang terjadi. Dan akhirnya aku menemukan jawaban yang
sesungguhnya. Aku bersyukur. Ternyata semua ini bukan kesalahan karena aku
terlalu sibuk dengan band.!”
“aku senang mendengarnya Angel. aku sedikit lega. Karena
sampe detik kemarin . aku berpikir keras tentang kesalahan aku membuat kamu
jadi seperti ini! Dan akhirnya semua ternyata tidak seperti itu!”
Angel kemudian berdiri
“jadi kamu ga punya alasan untuk membuat band ini tidak ikut
dalam kompetisi!”
“maksud kamu!”
“aku mau pastikan kita harus ikut dalam lomba itu. !”
Anton ikut berdiri menghadap Angel
“pasti..kita ikut! Tapi ada syaratnya. Harus latihan lebih
keras dan berjuang bersama sama membuktikan bahwa band kita yang terbaik.!”
“itu adalah harapan aku . aku janji akan menjadi yang
terbaik. Dan semua itu harus dibantu oleh kamu. Ton!”
Anton menatap Angel. ia begitu bahagianya hingga tak sadar
memeluk gadis itu. Angel sedikit terkejut dengan apa yang terjadi. Mungkin itu
salah satu kelegaaan hati Anton yang merasa bersalah membuat nilai ujian Angel
menjadi hancur. Tapi kebahagiaan meluap karena kelegaaan yang terlampiaskan
dengan sebuah pelukan
“hatiku lega . Ngel.. karena aku nyaris stress memikirkan
keadaan kamu!” ujar Anton
“Anton.. kamu ..!”
Anton tersadar ketika Angel berkata dan ia segera melepaskan
pelukan dari Angel sambil berkata maaf kecil dari mulutnya. Ia terlihat malu.
“maaf aku terlalu bahagia sampai lupa..!”
“gapapa kok.. ntah mengapa aku bisa merasakan hari ini
begitu indah!”
“aku juga , Ngel. Mungkin ini kata cinta pertamaku pada
keindahan hari ini!”
“kata cinta…!” Tanya Angel bingung
“iya kata cinta pada keadaan dimana aku bisa begitu lepas
dan bahagia dan tak sadar memeluk kamu.!”
Angel awalnya berharap kata kata itu adalah untuknya dan
ternyata itu untuk kebahagiaan yang tak padanya. Hanya pada kelegaaan beban
yang ada di hati Anton. Mereka pun mengakhiri pembicaraan dengan kesepakatan
untuk berlatih lebih keras untuk menuju impian mereka. Memasuki dapur rekaman
dan menjadi band terkenal. Jalan telah sampai sesaat lagi untuk mereka.
0 komentar:
Posting Komentar